Saya dan Para Kudus
APA ITU PERSEKUTUAN PARA KUDUS? Kata "persekutuan" dalam bahasa aslinya adalah "communion". "Communion" menunjuk kepada hubungan antara dua orang atau lebih. Hubungan itu dapat berupa hubungan fisik, seperti jabat tangan atau ciuman. Tetapi dapat juga berupa hubungan mental, seperti kegiatan ekstra kurikuler sekolah yang kamu kerjakan bersama-sama dengan teman sekelasmu. Atau dapat juga berupa hubungan emosional, seperti iman dan kasih yang kamu bagikan kepada orang lain. "Persekutuan Para Kudus" adalah gabungan dari macam-macam hubungan di atas. Yaitu hubungan antara semua orang - baik di masa lampau, masa sekarang maupun masa yang akan datang - yang percaya pada Tuhan Yesus. Kita semua saling berhubungan satu dengan yang lain dan dengan Yesus. Roh Kudus adalah ikatan yang mempersatukan kita semua. Mungkin kamu dapat membandingan hubungan tersebut dengan Internet. Internet merupakan persekutuan/gabungan dari banyak komputer di seluruh dunia. Internet menawarkan pengetahuan, kegembiraan dan kekuatan bagi orang-orang yang berhubungan dengannya. Persekutuan Para Kudus dapat diumpamakan sebagai Tuhan-net. Tentu saja Tuhan-net jauh lebih hebat karena kita saling dihubungkan satu sama lain tanpa menggunakan kabel atau pun satelit. Siapa saja yang menjadi bagian dari Tuhan-net tidak akan pernah "down" atau tanpa daya. Yang kamu perlukan hanyalah "password" atau kata sandinya, yaitu: "Yesus."
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
MENGAPA PERAN ST. PAULUS SANGAT PENTING? Jika kamu pernah membaca Kitab Suci secara serius, mungkin kamu memperhatikan adanya suatu hal yang janggal. Meskipun Yesus adalah tokoh utama dalam Kitab Perjanjian Baru, namun tidak satu pun kitab dalam Perjanjian Baru yang ditulis oleh Yesus sendiri. Malahan kamu akan mendapati 13 kitab yang seluruhnya ditulis oleh seseorang yang disebut sebagai "Paulus dari Tarsus" atau lebih dikenal dengan Santo Paulus. Sedang keempat Injil ditulis oleh penulis-penulis lain.
Mengapa kitab Paulus lebih banyak dari Injil Yesus? Salah satu jawabnya ialah karena Yesus mempunyai kendala! Hambatan yang dihadapi Yesus ialah bahwa Ia berusaha untuk mengajar orang banyak yang sebagian besar taraf pendidikannya rendah atau bahkan tidak pernah bersekolah sama sekali. Jadi meskipun Yesus memiliki pengetahuan yang paling sempurna dari yang dapat diajarkan oleh manusia, Yesus tidak dapat mengungkapkan semua yang ingin Ia katakan. Orang banyak di Israel pada abad pertama itu tidak akan dapat memahami-Nya. Oleh karena itu, Yesus mengajar mereka menggunakan contoh-contoh yang diambil dari kehidupan sehari-hari - kita menyebutnya "Perumpamaan". Karena perumpamaan-perumpamaan itu diambil dari masalah serta keadaan yang dihadapi para pendengar setiap hari, maka para pendengar-Nya itu dapat menangkap maksud Yesus dengan membandingkannya dengan pelajaran yang dapat mereka petik dari perumpamaan-perumpamaan-Nya. Dongeng-dongeng Aesop juga digunakan untuk tujuan yang sama, yaitu mengajarkan gagasan-gagasan yang penting kepada mereka yang tidak mempunyai pendidikan formal.
Sekarang masalahnya adalah perumpamaan-perumpamaan Yesus diambil dari kehidupan sehari-hari di abad pertama di Israel. Banyak orang yang tidak hidup di jaman dan di tempat yang sama dengan Yesus mengalami kesulitan menangkap maksud perumpamaan yang sebenarnya. Santo Paulus dapat menangkap pesan yang hendak disampaikan Yesus melalui perumpamaan-perumpamaan-Nya. Ia dapat memamah "makanan" atau pelajaran di balik perumpamaan-perumpamaan itu. Kemudian ia dapat menterjemahkan pelajaran-pelajaran tersebut dalam bentuk contoh-contoh yang dapat dimengerti oleh orang luar.
Paulus adalah teolog yang pertama. Teolog adalah seseorang yang mempelajari Sabda Yesus secara mendalam dan yang kemudian mengajarkannya kepada kita. Setiap teolog adalah juga seorang penterjemah. Jika kamu tidak mengerti suatu bahasa atau budaya asing, maka kamu membutuhkan seorang penterjemah yang dapat menjelaskan apa yang dikatakan atau dilakukan orang asing itu. Paulus adalah penterjemah ajaran-ajaran Yesus yang pertama. Paulus tidak hanya sekedar menterjemahkan kata-kata Yesus dari bahasa Ibrani ke bahasa lainnya. Ia kerap kali mnggunakan contoh-contoh baru untuk menterjemahkan maksud suatu perumpamaan. Paulus adalah seorang penggemar olahraga, karenanya ia sering menggunakan istilah-istilah olahraga untuk menyampaikan pesan-pesan Yesus. Terutama sekali ia tertarik dengan olahraga atletik seperti lari, lompat, lempar.
"Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya." (I Korintus 9 : 24-27).
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
SIAPA ITU SANTA DAN SANTO? Kata Santa dan Santo berasal dari bahasa Latin 'sanctus', yang artinya "suci, kudus". Dalam bahasa Inggris, kata 'sanctus' diterjemahkan menjadi "saint". Kamus American Heritage mempunyai beberapa definisi kata "saint". Salah satu diantaranya mendefinisikan kata "saint" sebagai "seorang yang amat kudus". Kudus berarti "berbudi luhur". Belas kasihan serta iman adalah contoh budi yang luhur. Jadi, seorang santa / santo adalah seorang yang sangat baik, penuh belas kasihan dan iman. Seorang santa / santo sejati adalah seorang yang mempunyai kebiasaan berbuat baik bagi sesama. Kamus tersebut juga mengatakan bahwa definisi kata "saint" berarti "seseorang yang telah berada di surga." Kedua definisi di atas adalah bagian dari definisi kata "saint" oleh Gereja Katolik. Seorang santa / santo bagi kita adalah seorang yang amat kudus yang telah berada di surga. Mungkin ada banyak juga santa dan santo dalam keluargamu, sanak saudara atau teman yang telah berada di surga. Tetapi, Gereja seringkali menunjuk seorang santa / santo istimewa dengan "kanonisasi". "Kanon" adalah daftar resmi, misalnya daftar hukum atau daftar santa / santo. "Kanonisasi" adalah proses peresmian seseorang yang telah meninggal diangkat menjadi Santa / Santo. Santa / Santo yang telah dikanonisasi adalah sebagian dari pahlawan-pahlawan Gereja - seseorang yang menjadi teladan bagi umat beriman lainnya. Beberapa nama santa dan santo yang terkenal misalnya: St. Yosef, St. Theresia dan St. Fransiskus dari Assisi. Sesungguhnya, siapa saja dapat menjadi santa atau santo, termasuk kamu. Yesus mengajarkan bagaimana caranya dalam Injil Matius 5: 1-12. Coba bacalah Injil-mu dan bulatkan tekadmu untuk menjadi seorang santa / santo.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
BAGAIMANA GEREJA MENGANGKAT SEORANG SANTA/SANTO? Gereja mengakui orang-orang tertentu sebagai Santa dan Santo melalui suatu cara yang khusus, yaitu melalui suatu proses yang disebut “Kanonisasi”. Kanon (Latin = Hukum atau Daftar) adalah sesuatu atau seseorang yang dijadikan contoh tetap bagi yang lain. Kanon Misa, misalnya, adalah Doa Syukur Agung yang mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Doa Syukur Agung tetap sama. Doa-doa lainnya dalam Misa dapat berubah-ubah dari minggu yang satu ke minggu yang lain, tetapi Kanon Misa tetap sama.
KANONISASI adalah proses Gereja meresmikan seseorang yang telah meninggal diangkat menjadi seorang Santa/Santo. Jika seseorang dikanonisasi oleh Gereja artinya ia dijadikan contoh atau teladan bagi umat yang lain. Seorang Santa/Santo adalah seorang Pahlawan Gereja.
Kanonisasi baru dimulai pada abad kesepuluh. Selama beratus-ratus tahun sebelumnya, mulai dari martir pertama Gereja Perdana, santa dan santo dipilih berdasarkan pendapat banyak orang. Meskipun cara demikian lebih demokrasi, namun beberapa kisah hidup santa/santo telah dikacaukan dengan cerita legenda, sebagian lain bahkan tidak pernah ada. Oleh karena itu Uskup dan pada akhirnya Vatikan mengambil alih wewenang untuk mengangkat santa dan santo.
Pada tahun 1983 Paus Yohanes Paulus II melakukan perubahan besar dalam proses kanonisasi. Proses kanonisasi dimulai setelah kematian seorang Katolik yang dianggap banyak orang sebagai kudus. Seringkali proses kanonisasi baru dimulai bertahun-tahun setelah kematian seorang kudus untuk memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai calon santa/santo tersebut. Uskup setempat mengadakan penyelidikan tentang kehidupan calon santa/santo, tulisan-tulisan mengenai teladan kepahlawanannya (atau kemartirannya) serta kebenaran ajarannya. Kemudian sejumlah teolog di Vatican menilai calon santa/santo tersebut. Setelah persetujuan para teolog dan para Kardinal dari Konggregasi Masalah Santa/Santo, Paus mengumumkan calon santa/santo tersebut sebagai "VENERABILIS" (Yang Pantas Dihormati).
Langkah selanjutnya adalah BEATIFIKASI. Beatifikasi memerlukan bukti berupa mukjizat (kecuali dalam kasus martir). Sebab mukjizat dianggap sebagai bukti bahwa orang yang dianggap kudus itu telah berada di surga dan dapat mendoakan kita. Mukjizat itu harus terjadi sesudah kematian calon santa/santo dan merupakan jawaban atas permohonan khusus yang disampaikan kepada calon santa/santo tersebut. Jika Paus telah menyatakan bahwa calon santa/santo tersebut telah dibeatifikasi menjadi BEATA/ BEATO (Latin artinya Yang Berbahagia), maka orang kudus tersebut boleh dihormati oleh daerah atau kelompok umat tertentu yang berkepentingan.
Hanya jika dapat dibuktikan adanya satu mukjizat lagi, maka Paus akan melakukan kanonisasi calon santa/santo (termasuk martir juga). Gelar SANTA atau SANTO menunjukkan kepada kita bahwa orang yang menyandang gelar tersebut adalah orang yang hidup kudus, telah berada di surga, dan pantas dihormati oleh seluruh Gereja Katolik. Kanonisasi tidak "membuat" seseorang menjadi santa/santo, tetapi merupakan pengakuan kita akan karya besar yang telah dilakukan Tuhan.
Kanonisasi bersifat mutlak dan tidak dapat dibatalkan. Namun demikian, proses kanonisasi memerlukan waktu yang amat lama dan usaha keras. Jadi meskipun semua orang yang dikanonisasi adalah orang kudus, tidak semua orang kudus dikanonisasi. Siapa saja yang berada di surga adalah seorang yang kudus. Kamu mungkin mengenal banyak "orang kudus" dalam hidupmu. Kamu sendiri pun telah dipanggil Tuhan untuk menjadi kudus.
sumber : 1. Catholic On Line; Saints & Angels; www.saints.catholic.org ; 2. P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
APAKAH ORANG KATOLIK BERDOA KEPADA SANTA/SANTO? Kita berdoa bersama Santa/Santo, bukan kepada mereka. Pernahkah kamu meminta seseorang berdoa untukmu, ketika kamu sedang menghadapi suatu masalah? Mengapa kamu memilih dia untuk mendoakanmu? Kamu memilihnya mungkin karena ia seorang yang dapat dipercaya, atau karena ia seorang yang mengerti masalahmu, atau karena ia seorang yang dekat dengan Tuhan. Demikian juga halnya mengapa kita meminta bantuan doa dari santa/santo ketika kita sedang menghadapi suatu masalah.
Karena santa/santo hidup kudus selama hidupnya di dunia dan kini telah berada bersama Tuhan di surga, kita yakin bahwa bantuan doa mereka amat berguna. Seringkali kita mohon bantuan doa dari seorang kudus tertentu, santa/santo yang menurut kita memiliki kepedulian khusus pada masalah yang sedang kita hadapi. Misalnya, banyak orang mohon bantuan doa Santa Monika jika mereka punya masalah atas doa-doa mereka yang belum terjawab. Sebab St. Monika sendiri berdoa selama dua puluh tahun untuk pertobatan puteranya. Pada akhirnya, doa-doanya dijawab Tuhan dengan suatu cara yang tidak pernah terbayangkan olehnya - puteranya, Agustinus, dikanonisasi menjadi seorang Santo dan Doktor Gereja! ©2000 Terry Matz
sumber : Catholic On Line; Saints & Angels; www.saints.catholic.org
APAKAH ADA PESTA SANTA/SANTO SETIAP HARI SEPANJANG TAHUN? Jawabnya adalah ya dan tidak. Menurut Penanggalan Liturgi Umum yang berlaku resmi untuk Gereja Katolik seluruh Dunia, tidak setiap hari ada perayaan pesta seorang santa/santo. Gereja amat berhati-hati dalam memilih santa/santo yang pestanya wajib dirayakan oleh Gereja Katolik di seluruh dunia. Santa/santo yang dipilih itu harus menyampaikan pesan yang kuat kepada Gereja secara menyeluruh. Namun demikian, bukan berarti bahwa santa/santo yang lain lebih rendah kedudukannya atau kurang kudus.
Ordo-ordo religius, negara-negara, daerah-daerah tertentu, bahkan perorangan pun, bebas untuk merayakan pesta santa/santo yang tidak termasuk dalam daftar Perayaan Wajib, namun santa/santo yang bersangkutan mempunyai peran istimewa bagi mereka. Perayaan seperti itu disebut Perayaan Fakultatif. Jika demikian, maka ya setiap hari ada perayaan pesta santa/santo setiap hari sepanjang tahun. Malahan, setidak-tidaknya setiap hari ada tiga orang santa/santo yang pestanya dirayakan pada hari itu.
Di Indonesia, misalnya, setiap tanggal 1 Desember kita secara istimewa merayakan Pesta Beato Dionisius dan Redemptus, biarawan Karmel yang wafat sebagai martir di Aceh.
sumber : 1. Catholic On Line; Saints & Angels; www.saints.catholic.org ; 2. Ensiklopedi Orang Kudus
APA ITU NUMBUS? Sebagian orang percaya akan adanya semacam medan energi yang mengelilingi manusia. Energi ini biasa disebut aura atau halo atau numbus. Kadangkala para pelukis menggambarkan medan energi yang mengelilingi para kudus dengan suatu lingkaran cahaya di sekeliling kepala orang kudus yang dilukisnya. Beberapa pelukis bahkan menggambarkan lingkaran cahaya yang mengelilingi seluruh tubuh orang kudus. Lingkaran cahaya itu bentuknya lonjong () dan sudah lazim pada karya seni jaman itu.
Jika yang digambarkan adalah Allah (misalnya Yesus atau salah satu pribadi dalam Tritunggal Maha Kudus) pelukis akan menambahkan tiga buah sinar pada lingkaran cahaya yang dilukisnya untuk menunjukkan bahwa lukisan tersebut adalah lukisan Allah.
Ide menggambarkan lingkaran cahaya ini mungkin datang dari adanya cincin cahaya yang kadang-kadang muncul di sekeliling bulan dan bahkan matahari. Cincin itu muncul ketika kristal es yang dingin terbentuk di lapisan atas atmosfir. Cahaya yang berasal dari bulan atau matahari dibiaskan atau dibelokkan oleh kristal. Kata “halo” berasal dari bahasa Yunani kuno yang artinya “lingkaran bulan”.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESA
No comments:
Post a Comment