CABARAN DALAM KATEKESIS
1. Pewartaan Injil
2. Pembentukan Iman
3. Iman dan Pertaubat
4. Pembentukan dan pendalam Iman Para Katekis
1. Pewartaan Injil
“Pergilah keseluruh dunia, beritahkanlah Injil kepada segala makhluk” (Mk 16:15).
Tuhan Yesus sebelum dia naik ke syurga memberi perintah kepada para muridnya untuk pergi memberitahkan atau mewartakan Injil.
Penginjil
Yesus Kristus adalah penginjil yang pertama dan yang agung.
Dia telah mewartakan kerajaan Allah dan pewartaannya ini didifinasikan sebagai Injil atau Khabar Baik.
Untuk Injil inilah Yesus mengorbankan seluruh hidupnya di dunia supaya orang yang percaya dapat mengambil bahagian dalam sukacita kerajaan Allah.
Perintah Yesus
“pergilah...beritahkanlah Injil”
Ia merupakan panggilan dan pengutusan untuk setiap umat Kristian untuk turut serta dalam perwataannya atau misinya menghadirkan kerajaan Allah.
Perwartaan Injil
Pewartaan Injil itu adalah ditujukan kepada mereka yang belum mendengar tentang Khabar Baik yang diperkenalkan oleh Kristus kepada dunia.
Perwartaan Injil merupakan elemen atau unsur utama dalam penginjilan.
Injil itu adalah kata-kata (pengajarannya) dan perbuatan Yesus Kristus dalam menghadirkan Kerajaan Allah dan menyatakan kebenaran mengenai Allah dan keselamatan kepada dunia.
Tuhan Yesus telah mengutus para muridnya untuk pergi mewartakan Injil kerajaan Allah ke seluruh dunia melalui perkataan dan perbuatan mereka.
Maka mereka yang terlibat dalam penginjilan dituntut supaya senantiasa disegarkan oleh sabda Allah agar mereka dapat memantapkan iman Kristian mereka.
Sebab firman Allah dalam Alkitab itu merupakan dasar utama iman kita sebagai umat Kristian.
Keutamaan Sabda Tuhan
“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang Ku perintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engakau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Ul 6:4-7).
Teks ini memberi penekanan tentang pentingnya firman Tuhan itu dalam hidup orang-orang beriman.
Dapat kita simpulkan bahawa katekesis atau pengajaran yang tidak pusat dan berpadukan pada firman Allah bukanlah merupakan katekesis Kristian yang sebenar.
Menyampaikan katekesis itu merupakan penginjilan dan pewartaan firman Allah kepada mereka yang ingin menjadi Kristian.
Ia bukanlah semata-mata membimbing dan mengajar orang bagaimana menjdi seorang Kristian.
2. Pembentukan Iman
“Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepadamu” (Mt 28:19-20a).
Katekesis pada dasarnya bukanlah semata-mata informasi tentang iman Kristian sahaja tetapi ia lebih merupakan pembentukan iman dalam hidup setiap peribadi yang ingin menjadi Kristian.
KATEKESIS
Katekesis itu sepatutnya mengarah kepada pertaubatan dan pembaharuan dalam hidup para katekumen. Tuhan Yesus telah memberi perintah kepada para muridnya “jadikanlah semua bangsa muridku, ajarlah mereka melakukan yang ku perintahkan.”
Perkataan jadikanlah muridku dan melakukan perintahku itu haruslah diberi penekanan dalam penyampaian katekesis.
Sebab seorang Kristian itu dipanggil untuk menjadi murid Yesus Kristus dan tuntutan sebagai murid adalah setia melakukan kehendak Tuhan.
MENJADI MURID YESUS
Ini haruslah menjadi salah satu dasar utama dalam iman dan kehidupan umat kristian dan ia perlu dibentuk dan dipupuk dalam hidup setiap peribadi yang ingin menjadi Kristian.
Tuhan memberi penekanan tentang pentingya mereka menjadi muridnya terlebih dahulu dan barulah mereka boleh dibaptis.
Kewajipan Utama Para Katekis Pembimbing
Kewajipan utama para pembimbing atau katekis sebagai penyampai ketekesis adalah membimbing para katekumen menjadi murid Yesus Kristus yang sebenar dan membantu mereka menjadi orang-orang Kristian yang setia melakukan kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Bukan sekadar menjadi Kristian saja.
Apa yang dikehendak oleh Tuhan bukannya kuantiti orang yang menjadi pengikutnya tetapi kualiti iman mereka sebagai murid-muridnya.
3. Iman dan Pertaubatan
“Bertaubatlah dan percayahlah kepada Injil” (Mk 1:15b).
Jika katekesis yang kita sampaikan itu mempunyai unsur pembentukan iman dalam setiap peribadi katekumen, calon krisma dan komuni pertama tentu sekali ia akan membawa perubahan besar dalam hidup mereka.
Sebab iman dan pertaubatan itu tidak dapat dipisahkan. Iman itu merupakan pertaubatan dan menjadikan Kristus pusat kehidupan seorang Kristian.
Pembentukan Iman yang Berterusan
Iman itu adalah pertemuan secara peribadi dengan Kristus dan menjadi muridnya.
Iman tanpa pertaubatan tidak akan bertahan lama. Kita harus faham bahawa pertaubatan merupakan suatu proses yang berterusan sampai ke akhir hayat hidup kita.
Sebab itulah pembentukan iman Kristian itu haruslah berterusan dan tidak berkesudahan pada tahap-tahap tertentu saja.
Semuanya ini hanya dapat dilaksanakan melalui karya Roh Kudus.
Iman itu merupakan penyerahan diri secara total kepada Allah.
Dalam Konsili Vatikan II dinyatakan; “Dengan iman manusia secara bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan secara total intelek serta kehendaknya kepada Allah yang mewahyukan dan secara sukarela menerima wahyu yang dia berikan. Supaya orang dapat beriman seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong; dia haruslah mendapat bantuan batin Roh Kudus yang mengerakkan hati dan mentaubatkan-nya kepada Allah” (DV, Wahyu Ilahi no.5).
Iman dan pertaubatan haruslah datang dari hati atau batin seseorang dan bukannya dari kepala. Sebab keperibadian seseorang terletak pada batinnya.
Jika batin seseorang itu benar-benar berubah kerana menerima iman yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya maka seluruh hidupnya akan berubah dan dia mudah dipimpin oleh Roh Kudus untuk melakukan kehendak Allah.
Kualiti iman seperti inilah yang kita ingini sebagai seorang Kristian.
Iman seperti ini dapat kita teladani dari Bonda Maria sebab itulah Gereja sangat menghormati imannya itu.
4. Pembentukan dan Pendalaman Iman Para Katekis
Konsili Vatikan Kedua dalam Ad Gentes (Dekrit tentang kegiatan missionari Gereja) menyatakan;
“Pada zaman kita ini hanya sedikit sahaja jumlah para paderi untuk menginjil orang yang begitu ramai sekali dan untuk melaksanankan pelayanan pastoral. Maka tugas para katekis adalah sangat penting. Oleh sebab itu pendidikan mereka haruslah bersesuaian dengan kemajuan kebudayaan supaya mereka menjadi rakan sekerja para paderi dan mampu menunaikan tugas mereka dengan sebaik mungkin, tugas-tugas yang baru dan yang lebih berat” (AG 17).
Konsili Vatikan Kedua menekankan betapa pentingnya pembentukan dan pendalaman iman para katekis atau pembimbing di masa sekarang.
Para katekis haruslah mempunyai pengatahuan asas tentang tiga perkara yang sangat penting dalam hidup Gereja:
1. Pengetahuan asas tentang Alkitab
2. Pemahaman tentang ajaran-ajaran dasar Gereja
3. Pengetahuan mendalam tentang liturgi
No comments:
Post a Comment